Monday 8 April 2013

Puisi 22a: Maaf


Layari juga: puisi-doa-untuk-ibu
                    puisi-tangisan-mata-bunda
                    puisi-ibu-aku-tidak-akan-pernah-lupa
                    coretanku-mak-mak-memang-hebat
                    muhasabah-pagi

Sabar memang pahit
Membuahkan ribuan risau
Senyum palsu mampu mengikis risau
Tapi bukan risau di hati yg sakit

Kepercayaan mengikis risau yang ada
Menutup luka" di hati
Namun ketika kepercayaan itu dikhianati
Terbukalah luka" yang ada

Luka itu akan semakin melebar
Sedikit demi sedikit mengusir sabar
Hingga lenyap kesabaran yg dulunya ada
Hingga yang tertinggal hanya benci yang ada

Luka yang ada akan semakin membesar
Ketika sudah tak lagi ada sabar
Dan luka itu akan menyebar
Tidak hanya dalam hati yang tersakiti
Tapi juga pada hati yang menyakiti

Hingga kelak saat kita tersedar
Bahawasanya kita harus tetap bersabar
Dan hati ini menuntut tuk ucapkan maaf
Atas segala salah dan khilaf

Karena sebesar apapun luka itu
Hanya bisa diubati dengan maaf
Memaafkan dari semua kesalahan dan khilaf
Menerima maaf dengan keikhlasan tanpa ragu

Ditha Permana

No comments:

Post a Comment