Friday 5 April 2013

Langkah-langkah Dalam Berhijrah


1
Muhasabah diri.

Merenungi keadaan apa yang dialaminya saat ini, apa yang paling diinginkannya dalam hidup ini, yang bisa membawanya kepada kebahagiaan. Misalnya, Sebuah syair dikutip oleh Dr. Malik Badri, "Hidup adalah tidur, kematian adalah jaga, dan di antara keduanya adalah khayalan yang hidup";
2
Berbaik sangka.

Seringkali, hilangnya kesabaran dalam menempuh cobaan dan menunggu harapan dikarenakan tidak mampu memetik hikmah dan tergesa-gesa mengharap hasilnya.  Seandainya tidak dibebani cobaan ini, mungkin saja kita merasa aman dan tidak memerlukan kepada-Nya, sehingga jarang berdoa dan bertaubat. Selain itu, kadang-kadang kita 'mengatur' Tuhan dengan minta ini-itu untuk dikabulkan, padahal kita adalah hamba-Nya yang masih perlu berupaya mengubah diri sendiri;
3
Taubat dan niat.

Bahkan Rasulullah saw setiap harinya bertaubat 70-100 kali sehari, apalagi kita yang rajin berbuat dosa. Taubat ini perlu diikuti dengan niat untuk tidak mengulangi lagi perbuatan dosa yang pernah dilakukan;
4


5
Menurunkan kadar keburukan

Al-Ghazali melanjutkan, jika tidak dapat menghentikan sama sekali perilakunya yang buruk, maka perilaku buruk itu diupayakan untuk diganti dengan perilaku yang kurang buruk.
6
Melakukan peneladanan.

Kita bisa meneladani keberhasilan rakan-rakan  yang kini telah sukses berumah tangga. Dalam skala yang lebih umum, kita bisa meniru perilaku positif dari rakan-rakan yang sukses dalam membina rumah tangga sakinah. Seperti yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw. "Barangsiapa yang meniru suatu kaum, maka ia termasuk dalam kaum itu." Sebuah syair dikutip oleh Muhammad Isa Dawud, "Jadilah engkau orang-orang yang mirip dengan mereka, bila tidak bisa sama dengan mereka. Mirip dengan orang-orang salih adalah suatu keberuntungan." Tentu saja, Rasulullah saw. adalah sebaik-baik teladan;
7
Memberi makna pada kehidupan

Melupakan masalah hanya menunda kemunculannya saja. Namun ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk menjadikan hidup ini tidak sekedar terbebani dengan perang melawan nafsu dalam diri saja.
8
Menjalin persahabatan yang tepat

Menjalin hubungan baik dengan sahabat yang mau menjaga dan mengingatkan. Ali ra. pernah bersabda, "Saudaramu yang sebenar-benarnya ialah orang yang mau menerjunkan dirinya sendiri dalam bahaya demi keselamatanmu dan mereka tidak segan-segan menegurmu apabila engkau bertindak salah
9
Zikir dan tasbih.


10
Doa

Permohonan hamba kepada Tuhannya, merupakan senjata para nabi. Tentu saja, ada syarat makbul dan adabnya. Doa merupakan alat ukur bagi diri kita sendiri sebagai hamba. Jika dalam cobaan ini kita masih sempat berdoa, berarti kita masih cukup sabar sebagai hamba-Nya.  Ini merupakan terapi yang baik bagi hati.
11
Menjauhi godaan

Baik godaan dari luar maupun dari dalam diri sendiri. Godaan yang datang dari luar muncul dalam berbagai bentuk, misalnya  rangsangan berupa penampilan menarik dari teman atau artis, dll.
12
Mengutamakan kehidupan akhirat.

Jika akhirat memang lebih utama, maka sebagainya konsekuensinya akhirat haruslah lebih diutamakan. Ini tidak berarti harus meninggalkan kesibukan duniawi, namun hendaknya dunia digunakan sebagai keadah menggapai akhirat. Bukankah kita semua kelak akan menuju akhirat, meskipun mungkin tidak mempercayai atau menghendakinya?

No comments:

Post a Comment