Tuesday, 9 April 2013

Puisi 31a : Puteraku

Layari juga: puisi-doa-untuk-ibu
                    puisi-tangisan-mata-bunda
                    puisi-ibu-aku-tidak-akan-pernah-lupa
                    coretanku-mak-mak-memang-hebat
                    muhasabah-pagi
Puteraku…
Bila ibu boleh memilih
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu
Maka
ibu akan memilih mengandungmu?
Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah
Sembilan bulan wahai puteraku…
Engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu
kecewa dan berurai air mata

Puteraku…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus
berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu
Karena menunggu dari jam ke jam, minit ke minit kelahiranmu
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia
sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
Malaikat tersenyum di antara peluh dan erangan rasa sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun
Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia
Saat itulah…
saat paling membahagiakan
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita
Rasulullah di telinga mungilmu
          Puteraku…
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu

Tetapi Puteraku…
Hidup memang pilihan…
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah wahai Puteraku…
Maafkan ibu…
Maafkan ibu…

Percayalah Puteraku, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang
Percayalah Puteraku…
Sepi dan sedihmu adalah sebahagian duka ibu

Percayalah Puteraku…
Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu…

No comments:

Post a Comment