Friday, 5 April 2013

Isteri Abu Thalib: Fatimah Binti Asad

 
‘Dia adalah wanita yang sangat saleh. Bahkan, Nabi SAW sering mengunjungi dan beristirahat siang di rumahnya,” begitulah Ibnu Sa’id melukiskan keagungan Fathimah binti Asad bin Hisyam bin Abdi Manaf. 

Ibu Rasulullah SAW, sayyidah Aminah meninggal pada saat Muhammad masih kecil, dan Rasulullah segera menemukan pengganti seorang ibu pada dirii Fatimah Binti Asad. Sehingga Nabi tidak kehilangan dan dapat merasakan cinta dan kasih sayang seorang ibu. Dalam rawatannya, Fatimah binti Asad, memastikan bahwa Nabi SAW telah mendapatkan dan memiliki yang terbaik dari semuanya. Dia memberikan pakaian dan makanan yang terbaik. Ia memberinya cinta, kenyamanan dan keamanan di rumah dan suaminya melindungi dan menjaga Muhammad dari semua musuh-musuhnya di luar. Di rumah ini Muhammad menemukan keamanan dan kedekatan emosional keluarga. Fatimah binti Asad memasukkan anak-anaknya di tempat tidur Nabi Suci SAW, sehingga ketika dalam keadaan yang berbahaya, Nabi SAW akan aman karena adanya perisai dari anak-anaknya. Dia mengorbankan anaknya demi Islam. Ketika Muhammad SAW meninggalkan Mekah, Imam Ali menggantikan beliau tidur di tempat ranjang Rasulullah , dan beliau merelakannya, Meskipun Ali  berada dalam bahaya besar dan akan terbunuh.
Fatimah binti Asad adalah ibu kandung Khalifah ar-Rasyidin keempat http://id.wikipedia.org/wiki/Ali_bin_Abu_Thalib”>Ali bin Abu Thalib dan sekaligus ibu mertua dari putri Nabi Muhammad, http://id.wikipedia.org/wiki/Fatimah_az-Zahra”>Fatimah az-Zahra. Fatimah merupakan putri dari Asad bin Hâsyim, ini menjadikan Ali merupakan keturunan Hasyim bin ‘Abd al-Manaf dari kedua sisi ayah dan ibu. Ia adalah istri Abu Thalib bin Abdul Muthalib – paman Nabi Muhammad SAW. Fathimah adalah sosok wanita mulia yang telah mendukung dan membantu perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan Islam, setelah wafatnya Abu Thalib dan Khadijah RA.
Fatima binti Asad dilahirkan dalam sebuah rumah tangga yang merupakan pusat spiritualitas. Kakeknya Hashim bin Abd Manaf adalah pemimpin Quraish dan penjaga Ka’bah. Dia adalah orang yang kaya dan murah hati. Ia menikah dengan seorang gadis dari keluarganya sendiri yang melahirkan anaknya, Asad, yang adalah ayah dari Fatimah binti Asad. Keluarga Hashimi dalam suku Quraisy, adalah keluarga yang terpandang dan sangat terkenal dalam kebajikan moral serta ketinggian akhlaq di antara suku-suku Arab saat itu. Kemurahan hati, kedermawanan, keberanian dan begitu banyak kebaikan lainnya yang sudah melekat sebagai karakteristik Bani-Hasyim .

Pasangan Fatimah binti Asad dan Abu Thalib memiliki empat anak laki-laki, dua anak perempuan:
  1. Thalib bin Abu Thalib
  1. Aqil bin Abu Thalib
  2. Ja’far bin Abu Thalib
  3. Ali bin Abu Thalib
  4. Fakhitah binti Abu Thalib
  5. Jumanah binti Abu Thalib
  6. Nabi Muhammad, anak angkat/asuh.
Ali bin Abi Thalib: adalah anak termuda Fatimah binti Asad. Menjelang tiga hari dari kelahiran Imam Ali, secara ajaib dinding Ka’bah membukakan diri bagi Fatimah binti Asad untuk tinggal di dalam Ka’bah dan selama itu pula beliau mendapatkan makan buah dari surga. Pada saat kelahiran Nabi Isa as, ibunya Maryam as mendengar suara yang berkata kepadanya untuk meninggalkan Baitul Muqaddas, tetapi ketika waktu kelahiran Imam Ali, terdengar suara yang berkata menyuruh dan mempersilahkan Fatimah binti Asad untuk memasuki Ka’bah.

Pada hari Jumat, tanggal 13 bulan Rajab, 12 tahun sebelum pengangkatan Muhammad (SAW) sebagai Rasulullah, Fathimah binti Asad merasa bahwa ia akan melahirkan anaknya. Dia datang ke Ka’bah Suci dan mulai tawaf sambil berdoa “Ya Allah, aku beriman kepada Engkau dan apa yang Engkau turunkan kepada Rasul-Mu sebelumnya. Aku beriman pada apa yang telah dikatakan oleh kakekku, Ibrahim as  yang membangun Ka’bah. Maka, demi yang membangun Ka’bah ini, dan demi anak yang ada dalam kandunganku, aku bermohon pada Mu berikan aku kekuatan dan kemudahan dalam melahirkan anak ini, demi kebesaran dan kekuasaan Mu Ya Allah.
Fathimah binti Asad bersandar di dinding Ka’bah untuk beristirahat. Secara ajaib, dinding Ka’bah terbuka. Fathimah binti Asad masuk dan dinding menutup kembali. Abd ‘Abbas bin al-Muthalib, paman Nabi menyaksikan keajaiban ini. Dia dan temannya bergegas ke pintu gerbang Suci, yang terkunci, dan sia-sia untuk mencoba membukanya. Memahami bahwa Tuhan sedang bekerja di sana, ia dan rekan-rekannya berhenti ikut campur. Berita tentang kejadian ini segera menyebar ke seluruh Mekah.
Imam Ali  lahir di dalam Ka’bah dengan mata tertutup dan tubuhnya dalam sujud rendah hati di hadapan Allah SWT. Fatimah binti Asad tinggal di Ka’bah selama tiga hari dan ketika hari keempat mendekati, ia melangkah keluar, membawa bayinya dalam pelukannya. Dia menemukan Nabi Suci (SAW) menunggu untuk menerima anak yang baru lahir dalam pelukan cemasnya. Jadi wajah pertama yang dilihat bayi Ali adalah wajah tersenyum Rasul Allah, Muhammad SAW.

Muhammad Ibrahim Salim dalam  Perempuan-perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah SAW, mengungkapkan, Fatimah  merupakan seorang wanita  dengan ide-ide cemerlang, penuh kelembutan, pandai serta kehormatan dan kedudukannya yang melebihi wanita lain.

Ketika tahun 10 kenabian, Rasulullah SAW mengalami amul huzn yang berarti tahun kesedihan — setelah meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah ra – Fatimah tampil menjadi sosok pengganti keduanya. Ia begitu mendukung dan membantu setiap perjuangan Rasulullah SAW dalam menyebarkan agama Islam.

Fatimah membela Rasulullah SAW dari tekanan kaum Kafir Quraisy, hingga akhirnya berhasil hijrah ke Madinah.  Ia pun turut berhijrah ke kota suci kedua bagi umat Muslim itu bersama kaum Muslimin lainnya. Bagi Fatimah binti Asad, Madinah merupakan kota yang penuh dengan kebahagiaan serta kemuliaan, seperti halnya Makkah.

Dedikasi dan pengorbanan Fatimah dalam membela agama Allah SWT sungguh sangat tak ternilai. Ia sungguh wanita yang agung. Rasulullah SAW begitu menghormati sosok Fatimah, bibi, sekaligus besannya. Dalam sebuah hadis yang dikeluarkan Ibnu Abi Ashim dari dari Abdullah bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Abu Thalib dikisahkan bawah ketika Fatimah wafat, Rasulullah SAW mengkafaninya dengan bajunya.

Saat-saat Pemakaman Jenazah Fatimah binti Asad

kesedihan yang amat sangat pada diri Rasulullah saat meninggalnya Fatimah binti Asad. Anas bin Malik mengatakan bahwa ketika Nabi SAW mendapat berita tentang kematian Fatimah binti Asad, dia langsung pergi ke rumahnya, duduk di sampingnya dan berdoa untuknya. Dia memberikan kemejanya untuk digunakan sebagai bagian dari kain kafan, beliau berdoa kepada Allah untuk mengampuni dan memberinya pakaian dari surga.

Nabi memeriksa sendiri persiapan kuburan dan dengan tangannya sendiri ia menempatkan Fatimah binti Asad ke dalam kubur. Jadi Fatimah binti Asad adalah salah satu orang yang diberkati secara langsung oleh Rasulullah atas prosesi pemakamnnya. Sesungguhnya, Rasulullah memberikan kain kafan untuk Fathimah binti Asad (ibu yang sangat dimuliakan beliau) dengan jubahnya sendiri, ketika jasadnya selesai dimandikan, beliau SAW mengusung jenazah di bahunya, dan beliau terus mengusung jenazah itu hingga ditempat kuburnya.

Kemudian Nabi Suci SAW meletakkan usungan jenazah di dekat kubur, dan masuk kuburan dan berbaring di dalamnya. Lalu ia berdiri dan mengambil tubuh di tangannya dan meletakkannya ke dalam kubur. Lalu beliau meletakkan wajahnya dan berbisik padanya untuk waktu yang lama, dan membisikkan: “anak Anda, anak Anda”. Kemudian ia keluar, dan menghadap ke arah kuburan, dan orang-orang mendengar beliau (SAW) berkata: ‘Tidak ada Tuhan selain Allah. Ya Allah, kepadanya Engkau mempercayakan aku dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya ia adalah sebaik-baiknya pengasuh ‘. Melihat apa yang semua Nabi lakukan, para sahabat bertanya: “Demi Allah, hari ini kami telah melihat Anda melakukan hal-hal yang belum pernah anda lakukan sebelumnya! ‘ Nabi (S.A.W) berkata: “Hari ini saya kehilangan seorang yang sangat saya cintai : Sesungguhnya, ia begitu baik padaku, setiap kali ia memiliki hal yang baik, dia memberikannya padaku, daripada menggunakan untuk dirinya atau untuk anak-anaknya sendiri. Ketahui bahwa pada hari kiamat orang-orang akan dibangkitkan dalam keadaan telanjang, tapi untuknya, yang telah memberiku pakaian terbaik, maka Allah akan membangkitkannya dengan pakaianku. Dan setiap makhluk akan mengalami azab kubur tapi untuknya Allah akan menyelamatkannya dari hal itu. untuk alasan ini maka saya berikan dia kain kafan dari jubah saya sendiri, dan aku berbaring di makamnya. Dan aku berlutut di dekatnya mengajarinya (jawaban dari) apa yang diminta. Dan sesungguhnya, dia ditanya tentang Tuhannya, dan dia berkata, “Allah adalah Tuhanku”,. dan tentang Nabi, dan dia menjawab, “Muhammad (SAW)” Lalu dia ditanya tentang Wali dan Imam, lalu aku bilang “anak Anda, anak Anda” Dan dia menjawab, “Anak saya adalam Imam” Kemudian dua malaikat pergi dan berkata, “Kami tidak memiliki otoritas atas kamu, tidurlah selayaknya pengantin tidur (tanpa khawatir sama sekali). “Lalu ia meninggal lagi (yaitu, jiwanya diambil keluar dari tubuhnya lagi.)”

Inilah ungkapan dari Muhammad (SAW) tentang Fatimah binti Asad “Semoga Tuhan memberkati jiwa mulia Anda, bagi saya Anda adalah ibu saya sendiri. Anda memberi saya makan dan pakaian terbaik sementara Anda dan anak sendiri dalam keadaan lapar dan memakai pakaian seadanya. Tujuan Anda dalam melakukannya adalah untuk menyenangkan Allah dengan perbuatan Anda. Dia adalah orang paling baik hati kepada saya setelah Abu Thalib.”

Lalu Rasulullah menyampaikan Doa Untuk Fatimah binti Asad :”Ya Allah sesungguhnya kehidupan dan Kematian berada di tangan-Mu,Rahmati ibuku, Fatimah binti Asad, dan berilah sebuah rumah besar di Surga. Sungguh Engkau Maha Penyayang, maka Sayangilah dia, semoga Allah menjagamu di bawah Perlindungan-Nya.”

No comments:

Post a Comment