‘Dia adalah wanita yang sangat saleh. Bahkan, Nabi SAW sering mengunjungi dan beristirahat siang di rumahnya,” begitulah Ibnu Sa’id melukiskan keagungan Fathimah binti Asad bin Hisyam bin Abdi Manaf. 
Ibu 
Rasulullah SAW, sayyidah Aminah meninggal pada saat Muhammad masih 
kecil, dan Rasulullah segera menemukan pengganti seorang ibu pada dirii 
Fatimah Binti Asad. Sehingga Nabi tidak kehilangan dan dapat merasakan 
cinta dan kasih sayang seorang ibu. Dalam rawatannya, Fatimah binti 
Asad, memastikan bahwa Nabi SAW telah mendapatkan dan memiliki yang 
terbaik dari semuanya. Dia memberikan pakaian dan makanan yang terbaik. 
Ia memberinya cinta, kenyamanan dan keamanan di rumah dan suaminya 
melindungi dan menjaga Muhammad dari semua musuh-musuhnya di luar. Di 
rumah ini Muhammad menemukan keamanan dan kedekatan emosional keluarga. 
Fatimah binti Asad memasukkan anak-anaknya di tempat tidur Nabi Suci 
SAW, sehingga ketika dalam keadaan yang berbahaya, Nabi SAW akan aman 
karena adanya perisai dari anak-anaknya. Dia mengorbankan anaknya demi 
Islam. Ketika Muhammad SAW meninggalkan Mekah, Imam Ali menggantikan 
beliau tidur di tempat ranjang Rasulullah , dan beliau merelakannya, 
Meskipun Ali  berada dalam bahaya besar dan akan terbunuh.
Fatimah binti Asad adalah ibu kandung Khalifah ar-Rasyidin keempat http://id.wikipedia.org/wiki/Ali_bin_Abu_Thalib”>Ali bin Abu Thalib dan sekaligus ibu mertua dari putri Nabi Muhammad, http://id.wikipedia.org/wiki/Fatimah_az-Zahra”>Fatimah az-Zahra. Fatimah merupakan putri dari Asad bin Hâsyim, ini menjadikan Ali merupakan keturunan Hasyim bin ‘Abd al-Manaf
 dari kedua sisi ayah dan ibu. Ia adalah istri Abu Thalib bin Abdul 
Muthalib – paman Nabi Muhammad SAW. Fathimah adalah sosok wanita mulia 
yang telah mendukung dan membantu perjuangan Rasulullah dalam 
menyebarkan Islam, setelah wafatnya Abu Thalib dan Khadijah RA.
Fatima binti
 Asad dilahirkan dalam sebuah rumah tangga yang merupakan pusat 
spiritualitas. Kakeknya Hashim bin Abd Manaf adalah pemimpin Quraish dan
 penjaga Ka’bah. Dia adalah orang yang kaya dan murah hati. Ia menikah 
dengan seorang gadis dari keluarganya sendiri yang melahirkan anaknya, 
Asad, yang adalah ayah dari Fatimah binti Asad. Keluarga Hashimi dalam 
suku Quraisy, adalah keluarga yang terpandang dan sangat terkenal dalam 
kebajikan moral serta ketinggian akhlaq di antara suku-suku Arab saat 
itu. Kemurahan hati, kedermawanan, keberanian dan begitu banyak kebaikan
 lainnya yang sudah melekat sebagai karakteristik Bani-Hasyim .
Pasangan Fatimah binti Asad dan Abu Thalib memiliki empat anak laki-laki, dua anak perempuan:
- Aqil bin Abu Thalib
- Ja’far bin Abu Thalib
- Ali bin Abu Thalib
- Fakhitah binti Abu Thalib
- Jumanah binti Abu Thalib
- Nabi Muhammad, anak angkat/asuh.
 Ali bin Abi Thalib: adalah anak termuda 
Fatimah binti Asad. Menjelang tiga hari dari kelahiran Imam Ali, secara 
ajaib dinding Ka’bah membukakan diri bagi Fatimah binti Asad untuk 
tinggal di dalam Ka’bah dan selama itu pula beliau mendapatkan makan 
buah dari surga. Pada saat kelahiran Nabi Isa as, ibunya Maryam as 
mendengar suara yang berkata kepadanya untuk meninggalkan Baitul 
Muqaddas, tetapi ketika waktu kelahiran Imam Ali, terdengar suara yang 
berkata menyuruh dan mempersilahkan Fatimah binti Asad untuk memasuki 
Ka’bah.
Pada hari 
Jumat, tanggal 13 bulan Rajab, 12 tahun sebelum pengangkatan Muhammad 
(SAW) sebagai Rasulullah, Fathimah binti Asad merasa bahwa ia akan 
melahirkan anaknya. Dia datang ke Ka’bah Suci dan mulai tawaf sambil 
berdoa “Ya Allah, aku beriman kepada Engkau dan apa yang Engkau turunkan kepada Rasul-Mu sebelumnya. Aku beriman pada apa yang telah dikatakan oleh kakekku, Ibrahim as  yang membangun Ka’bah. Maka, demi yang membangun Ka’bah
 ini, dan demi anak yang ada dalam kandunganku, aku bermohon pada Mu 
berikan aku kekuatan dan kemudahan dalam melahirkan anak ini, demi 
kebesaran dan kekuasaan Mu Ya Allah.”
Fathimah 
binti Asad bersandar di dinding Ka’bah untuk beristirahat. Secara ajaib,
 dinding Ka’bah terbuka. Fathimah binti Asad masuk dan dinding menutup 
kembali. Abd ‘Abbas bin al-Muthalib, paman Nabi menyaksikan keajaiban 
ini. Dia dan temannya bergegas ke pintu gerbang Suci, yang terkunci, dan
 sia-sia untuk mencoba membukanya. Memahami bahwa Tuhan sedang bekerja 
di sana, ia dan rekan-rekannya berhenti ikut campur. Berita tentang 
kejadian ini segera menyebar ke seluruh Mekah.
Imam Ali  
lahir di dalam Ka’bah dengan mata tertutup dan tubuhnya dalam sujud 
rendah hati di hadapan Allah SWT. Fatimah binti Asad tinggal di Ka’bah 
selama tiga hari dan ketika hari keempat mendekati, ia melangkah keluar,
 membawa bayinya dalam pelukannya. Dia menemukan Nabi Suci (SAW) 
menunggu untuk menerima anak yang baru lahir dalam pelukan cemasnya. 
Jadi wajah pertama yang dilihat bayi Ali adalah wajah tersenyum Rasul 
Allah, Muhammad SAW.
Muhammad Ibrahim Salim dalam  Perempuan-perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah SAW,
 mengungkapkan, Fatimah  merupakan seorang wanita  dengan ide-ide 
cemerlang, penuh kelembutan, pandai serta kehormatan dan kedudukannya 
yang melebihi wanita lain.
Ketika tahun 10 kenabian, Rasulullah SAW mengalami amul huzn
 yang berarti tahun kesedihan — setelah meninggalnya Abu Thalib dan 
Khadijah ra – Fatimah tampil menjadi sosok pengganti keduanya. Ia begitu
 mendukung dan membantu setiap perjuangan Rasulullah SAW dalam 
menyebarkan agama Islam.
Fatimah 
membela Rasulullah SAW dari tekanan kaum Kafir Quraisy, hingga akhirnya 
berhasil hijrah ke Madinah.  Ia pun turut berhijrah ke kota suci kedua 
bagi umat Muslim itu bersama kaum Muslimin lainnya. Bagi Fatimah binti 
Asad, Madinah merupakan kota yang penuh dengan kebahagiaan serta 
kemuliaan, seperti halnya Makkah.
Dedikasi dan
 pengorbanan Fatimah dalam membela agama Allah SWT sungguh sangat tak 
ternilai. Ia sungguh wanita yang agung. Rasulullah SAW begitu 
menghormati sosok Fatimah, bibi, sekaligus besannya. Dalam sebuah hadis 
yang dikeluarkan Ibnu Abi Ashim dari dari Abdullah bin Muhammad bin Umar
 bin Ali bin Abu Thalib dikisahkan bawah ketika Fatimah wafat, 
Rasulullah SAW mengkafaninya dengan bajunya.
Saat-saat Pemakaman Jenazah Fatimah binti Asad
kesedihan 
yang amat sangat pada diri Rasulullah saat meninggalnya Fatimah binti 
Asad. Anas bin Malik mengatakan bahwa ketika Nabi SAW mendapat berita 
tentang kematian Fatimah binti Asad, dia langsung pergi ke rumahnya, 
duduk di sampingnya dan berdoa untuknya. Dia memberikan kemejanya untuk 
digunakan sebagai bagian dari kain kafan, beliau berdoa kepada Allah 
untuk mengampuni dan memberinya pakaian dari surga.
Nabi 
memeriksa sendiri persiapan kuburan dan dengan tangannya sendiri ia 
menempatkan Fatimah binti Asad ke dalam kubur. Jadi Fatimah binti Asad 
adalah salah satu orang yang diberkati secara langsung oleh Rasulullah 
atas prosesi pemakamnnya. Sesungguhnya, Rasulullah memberikan kain kafan
 untuk Fathimah binti Asad (ibu yang sangat dimuliakan beliau) dengan 
jubahnya sendiri, ketika jasadnya selesai dimandikan, beliau SAW 
mengusung jenazah di bahunya, dan beliau terus mengusung jenazah itu 
hingga ditempat kuburnya.
Kemudian 
Nabi Suci SAW meletakkan usungan jenazah di dekat kubur, dan masuk 
kuburan dan berbaring di dalamnya. Lalu ia berdiri dan mengambil tubuh 
di tangannya dan meletakkannya ke dalam kubur. Lalu beliau meletakkan 
wajahnya dan berbisik padanya untuk waktu yang lama, dan membisikkan: “anak Anda, anak Anda”. Kemudian ia keluar, dan menghadap ke arah kuburan, dan orang-orang mendengar beliau (SAW) berkata: ‘Tidak
 ada Tuhan selain Allah. Ya Allah, kepadanya Engkau mempercayakan aku 
dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya ia adalah sebaik-baiknya pengasuh ‘.
 Melihat apa yang semua Nabi lakukan, para sahabat bertanya: “Demi Allah, hari ini kami telah melihat Anda melakukan hal-hal yang belum pernah anda lakukan sebelumnya! ‘ Nabi (S.A.W) berkata: “Hari
 ini saya kehilangan seorang yang sangat saya cintai : Sesungguhnya, ia 
begitu baik padaku, setiap kali ia memiliki hal yang baik, dia 
memberikannya padaku, daripada menggunakan untuk dirinya atau untuk 
anak-anaknya sendiri. Ketahui bahwa pada hari kiamat orang-orang akan 
dibangkitkan dalam keadaan telanjang, tapi untuknya, 
yang telah memberiku pakaian terbaik, maka Allah akan membangkitkannya 
dengan pakaianku. Dan setiap makhluk akan mengalami azab kubur tapi untuknya Allah akan menyelamatkannya dari hal itu. untuk alasan ini maka saya berikan dia kain kafan dari
 jubah saya sendiri, dan aku berbaring di makamnya. Dan aku berlutut di 
dekatnya mengajarinya (jawaban dari) apa yang diminta.
 Dan sesungguhnya, dia ditanya tentang Tuhannya, dan dia berkata, “Allah
 adalah Tuhanku”,. dan tentang Nabi, dan dia menjawab, “Muhammad (SAW)” 
Lalu dia ditanya tentang Wali dan Imam, lalu aku bilang “anak Anda, anak
 Anda” Dan dia menjawab, “Anak saya adalam Imam” Kemudian dua malaikat 
pergi dan berkata, “Kami tidak memiliki otoritas atas kamu, tidurlah 
selayaknya pengantin tidur (tanpa khawatir sama sekali). “Lalu ia 
meninggal lagi (yaitu, jiwanya diambil keluar dari tubuhnya lagi.)”
Inilah ungkapan dari Muhammad (SAW) tentang Fatimah binti Asad “Semoga
 Tuhan memberkati jiwa mulia Anda, bagi saya Anda adalah ibu saya 
sendiri. Anda memberi saya makan dan pakaian terbaik sementara Anda dan 
anak sendiri dalam keadaan lapar dan memakai pakaian seadanya. Tujuan 
Anda dalam melakukannya adalah untuk menyenangkan Allah dengan perbuatan
 Anda. Dia adalah orang paling baik hati kepada saya setelah Abu 
Thalib.”
Lalu Rasulullah menyampaikan Doa Untuk Fatimah binti Asad :”Ya
 Allah sesungguhnya kehidupan dan Kematian berada di tangan-Mu,Rahmati 
ibuku, Fatimah binti Asad, dan berilah sebuah rumah besar di Surga. 
Sungguh Engkau Maha Penyayang, maka Sayangilah dia, semoga Allah 
menjagamu di bawah Perlindungan-Nya.”
 
 
 
No comments:
Post a Comment